{facebook#https://www.facebook.com/tjari.tjari.102} {twitter#https://twitter.com/tjaritjariID} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}


MODUS baru penculikan mencuat di perairan Sabah, Malaysia dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf menjadi terduga pelakunya.

Dilansir dari The Star, Minggu (03/04/2016), kelompok militan tersebut nampaknya mulai menemukan strategi baru dalam beroperasi, yakni menculik dan menyandera dari laut, bukan lagi dari darat.

Yang terbaru, Jumat (1/4) kemarin, empat warga negara Malaysia diculik dari kapal tuna Massive 6. Kawanan penculik menodongkan senjata ke sembilan awak kapal yang berlayar pulang ke Malaysia dari Filipina, di sekitar Pulau Ligitan, pantai timur Sabah.

Empat dari sembilan awak Massive 6 itu diculik, sementara lima lainnya dilepaskan. Dari lima yang bebas ini, dua di antaranya warga negara Indonesia, tiga lainnya Myanmar.

Sebelumnya, sepuluh warga negara Indonesia diculik dan disandera, yang  seluruhnya merupakan awak kapal Brahma 12 dan Anand 12 (satu paket).

Ini terjadi di sekitar perairan Tawi tawi, Filipina, 26 Maret kemarin, alias tak sampai seminggu sebelum penculikan empat Malaysia.

Komisaris Polisi Sabah Datuk Abdul Rashid Harun mengatakan, modus tersebut menjadi tren baru di sepanjang perbatasan. "Penjahat ini tidak lagi memilih korban mereka. Mereka akan menculik siapa pun," ujar Abdul Rashid.

The Star juga melaporkan, sumber di Jolo, Filipina Selatan (daerah yang dikenal dikuasai kelompok Abu Sayyaf) mengatakan, empat warga Malaysia yang diculik belum atau tidak mendarat di Jolo, di mana kelompok Abu Sayyaf yang dipimpin Alhabsy Misaya, diduga menahan sepuluh orang Indonesia.

Beberapa sumber menyatakan, empat Malaysia ini kemungkinan diculik dan ditahan di bawah komandan Abu Sayyaf lainnya, Sawajan. Belum ada laporan dugaan lokasinya

Post a Comment

Powered by Blogger.