{facebook#https://www.facebook.com/tjari.tjari.102} {twitter#https://twitter.com/tjaritjariID} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}


Dili, 26 Februari 2016 – Kerja sama ekonomi Indonesia dengan Komunitas Negara-Negara Berbahasa Portugis (Comunidade dos Paises de Lingua Portuguesa/CPLP) merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekonomi nasional dan ekonomi dunia di masa depan. Hal ini ditegaskan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong saat memberikan pidato sambutan di acara The 1st Comunidade dos Paises de Lingua Portuguesa (CPLP) Global Economic Forum di Dili, Timor Leste, hari ini, Jumat (26/2).

"Forum ini merupakan langkah strategis untuk memperluas dan memperkuat kerja sama, tidak hanya di antara negara-negara anggota CPLP, namun juga dengan ekonomi di kawasan lain," ungkap Mendag Tom. Berdasarkan data statistik, nilai perdagangan Indonesia dengan CPLP pada 2014 mencapai USD 2,2 miliar, atau 1,3% dari total ekspor Indonesia ke dunia.

Namun, dalam lima tahun terakhir, ekspor Indonesia ke CPLP menurun rata-rata 0,49%. "Kita perlu meningkatkan perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara anggota CPLP," ujar Mendag Tom optimis. Menurut Tom, negara-negara yang tergabung dalam CPLP memiliki potensi untuk menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan di masa mendatang.

Dengan anggota seperti Brasil yang merupakan salah satu negara BRICs (Brazil, Russia, India, China, and South Africa) dan negaranegara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi relatif tinggi seperti Angola, Mozambik, maka kerja sama CPLP dengan blok kawasan ekonomi lainnya menjadi tidak terelakkan.

Dalam acara tersebut, Mendag Tom juga berbagi pengalaman tentang proses integrasi ekonomi Indonesia dalam ASEAN. Mendag berbagi kisah tentang forum kerja sama ekonomi lainnya seperti Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), ASEAN Economic Community (AEC), dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Pengalaman dan peranan Indonesia diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi CPLP yang akan mengembangkan kerja sama lebih luas di bidang ekonomi dan perdagangan.

Mendag meyakinkan bahwa keterbukaan ekonomi dan keterlibatan dalam berbagai kerja sama ekonomi dapat memberi nilai tambah pada perekonomian nasional. "Akses pasar bagi produk ekspor menjadi lebih terbuka dan daya saing industri domestik dapat semakin meningkat," tandas Mendag.

Forum CPLP Global Economic diselenggarakan untuk pertama kalinya di Timor Leste yang dipilih bertepatan dengan posisinya sebagai Ketua CPLP. CPLP berdiri sejak 17 Juli 1996 dan berkedudukan di Lisabon, Portugal. Saat ini, CPLP memiliki sembilan negara anggota yaitu Angola, Brasil, Tanjung Verde, Guinea-Bissau, Mozambik, Portugal, Sao Tome dan Principe, Timor Leste, dan Guinea Ekuatorial. Ada juga enam negara yang berstatus sebagai peninjau atau observer, yaitu Mauritius, Senegal, Georgia, Jepang, Namibia, dan Turki. (http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2016/02/26/)

Post a Comment

Powered by Blogger.