Foto: IST |
“Pengelolaan potensi batu mulia yang serius akan membawa dampak luas di dalam mata rantai perekonomian Indonesia,” kata Menteri Perindustrian dalam sambutannya yang dibacakan Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin Gati Wibawaningsih pada PembukaanPameran dan Kontes Batu Mulia yang bertajuk Surabaya Gemstone & Travel Expo di Atrium CITO Mall, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (29/3).
Gati menyebutkan, dampak positif yang akan ditimbulkan apabila potensi tersebut dikembangkan, diantaranya adalah angka pengangguran menurun, pajak bagi negara bertambah, komoditas ekspor bertambah dan pendapatan daerah meningkat.
Menurutnya, sejak tahun 1970-an, demam batu mulia mulai melanda berbagai negara di seluruh dunia dan tren permintaannya terus meningkat. “Berdasarkan data statistik, permintaan batu mulia di seluruh dunia tumbuh antara 5 sampai 10 persen per tahun yang diikuti oleh kenaikan harga pada kisaran 8 sampai 12 persen,” tutur Gati.
Di samping itu, pada September 2015, nilai ekspor perhiasan dan permata naik menjadi USD 559,3 juta dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD 431,9 juta. Sedangkan, akumulasi nilai ekspor perhiasan dan permata Januari-September 2015 naik menjadi USD 4,6 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 3,4 miliar.
“Dapat disimpulkan, data tersebut menunjukkan bahwa industri pengolahan batu mulia yang digolongkan dalam industri perhiasan dan permata memiliki peluang yang sangat besar dan potensial untuk terus dikembangkan,” tegasnya.
Bahkan, seiring perkembangan zaman, batu mulia telah menjadi barang kebutuhan masyarakat dunia maju dan menjadi lambang untuk tingkat konsumsi serta kesejahteraan masyarakat di suatu negara. “Dengan faktor kondisi geografis yang mendukung, Indonesia memiliki beragam jenis batu akik yang sangat diminati pembeli dari seluruh dunia,” ujarnya seraya mengatakan batu mulia Kalimaya dari Banten dan Giok Aceh telah mampu go internasional karena merupakan batu mulia kualitas terbaik.
Mendorong P3DN
Gati juga menyampaikan, industri pengolahan batu mulia secara tidak langsung mendorong program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) serta meningkatkan daya saing dan produktivitas dalam negeri. “Saat ini, industri batu mulia di Indonesia sudah mulai mendapatkan tempat di negara sendiri, ditandai dengan marak dan tumbuhnya masyarakat penggemar batu mulia,” ucapnya.
Terlebih lagi, fenomena bisnis penjualan batu mulia semakin pesat sejak tahun 2014. “Kondisi ini harus terus dipertahankan sekaligus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga batu mulia asal Indonesia dapat diterima di dunia internasional, karena industri batu mulia Indonesia dinilai memiliki kemampuan untuk lebih dikembangkan dan ditingkatkan produksinya,” paparnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya terobosan, antara lain: (1) Membentuk lembaga sertifikasi yang terstandar secara internasional sehingga dapat menerbitkan sertifikat batu mulia Indonesia yang diakui oleh dunia internasional; (2) Pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan sumber daya manusia baik di bidang desain, cutting (pemotongan) batu mulia, serta penerapan teknologi terkini; dan (3) Membuat kajian mendalam tentang potensi batu mulia Indonesia sehingga masyarakat dunia dapat lebih mengenal dan memahami batu mulia asal Indonesia.
Selain itu, industri pengolahan batu mulia Indonesia sebagai salah satu potensi industri kreatif masih bisa lebih ditingkatkan lagi, agar produk ini bisa dimanfaatkan menjadi daya tarik wisata. “Potensi batu mulia dan perhiasan Indonesia sangat besar sehingga menarik wisatawan nusantara dan mancanegara mencari berbagai batu mulia dan perhiasan di sentra-sentra produksinya di berbagai daerah,” kata Gati yang mengharapkan juga nantinya dapat menjadi potensi wisata dan mendorong perkembangan dunia pariwisata yang mampu menyumbang devisa bagi negara.
Sementara dalam rangka meningkatkan pariwisata Indonesia dan perekonomian daerah, potensi batu mulia dan perhiasan nusantara perlu terus dipacu melalui berbagai promosi kepada calon pembeli dan investor. Hal itu dapat dilakukan baik melalui keikutsertaan pameran maupun festival atau kontes batu mulia di dalam dan luar negeri.
“Kami memberikan apresiasi dengan terselenggaranya pameran dan kontes batu mulia ini, yang diharapkan dapat membangkitkan kembali gairah pasar batu mulia di dalam negeri yang beberapa waktu lalu sempat meredup,” tuturnya. Pameran yang diselenggarakan oleh CV Batu Mulia Nusantara ini berlangsung selama enam hari, tanggal 29 Maret - 3 April 2016.
Kegiatan tersebut juga diharapkan dapat memacu kreativitas para perajin dalam mengolah batu mulia Indonesia sehingga mampu meningkatkan daya saing dan kualitas produk perhiasan dalam negeri di pasar internasional.
Post a Comment