Foto: Serge Wich |
Dalam survei terbaru, berdasarkan survei dari sarang di mana orangutan tidur, dikatakan ada sekira 14.600 lebih orang utan, itu berarti dua kali lipat angka perkiraan sebelumnya.
Akan tetapi meningkatnya keberadaan orangutan bukan karena perkembangbiakan mereka, melainkan karena survei sebelumnya masih melewatkan banyak orangutan yang tak terdeteksi.
Dan, meskipun jumlahnya bertambah, menurut Science Advances, ancaman terhadap sepecies kera terbesar tersebut masih tinggi, terkait perburuan dan gundulnya hutan yang menjadi tempat tinggal mereka.
Sebagai mamalia pemanjat pohon terbesar di dunia, dahulunya orangutan menjadi disebut kera besar Asia, karena banyak ditemukan di Asia Tenggara. Tetapi Guys, keberadaan orangutan sekarang hanya terbatas pada dua pulau saja, yaitu Kalimantan dan Sumatera. Miris ya.
Yang menjadi masalah lain adalah hutan yang menjadi habitat mereka dengan cepat menghilang akibat illegal loging dan hal itu menempatkan mereka pada posisi BERBAHAYA, alias terancam punah. Weleh-weleh.
Foto: Serge Wich |
Dalam survei terbaru pada tahun 2015, orangutan ditemukan di tempat-tempat yang tak terduga, termasuk di ketinggian yang lebih tinggi di pegunungan, hutan yang mulai pulih setelah penebangan membabi-buta, serta daerah barat dari Danau Toba yang sebelumnya belum pernah diperiksa.
Sebuah tim ilmuwan internasional, kenapa bukan tim Indonesia ya? mengatakan bahwa sementara ini masih ada cukup banyak orangutan yang tersisa di Sumatera, dialam liar, tetapi spesies tersebut masih berada dalam ancaman serius.
Kelompok tersebut melaporkan bahwa, lagi-lagi, bertambahnya jumlah mereka karena jangkauan pencarian yang kini lebih luas.
"Kisaran saat ini dikenal sekarang 17.797 km persegi (6.871 mil persegi), kira-kira 2,56 kali lebih besar," kata tim yang dipimpin oleh Serge Wich, profesor biologi primata di Liverpool John Moores University.
"Sejak tahun 2004, jumlah orangutan sumatera pastinya telah menurun, dan mereka terus berada pada tingkat yang mengkhawatirkan karena deforestasi yang sedang berlangsung juga perburuan/penganiayaan," tulis mereka dalam Science Advances.
"Hal Positif"
Prof Wich berpikir bahwa jumlah yang lebih banyak dari orangutan di Sumatera dari jumlah sebelumnya adalah kabar baik, akan tetapi ia juga mengatakan bahwa upaya konservasi harus terus dilakukan.
Foto: Serge Wich |
Namun dia memperingatkan, berdasarkan skenario yang dibuat tim itu, bahwa menurunnya jumlah hutan habitat asli beriring dengan waktu dapat menurunkan populasi orangutan dari waktu-ke waktu.
Survei tersebut dilakukan dengan menghitung sarang yang dibangun orangutan untuk tidur di malam hari dan beristirahat di siang hari.
Orangutan di Kalimantan dan Sumatera dianggap sebagai spesies berbeda. Untuk di Kalimantan, diperkirakan masih ada sekira 54.000.
Post a Comment