{facebook#https://www.facebook.com/tjari.tjari.102} {twitter#https://twitter.com/tjaritjariID} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}


Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia di PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein memperingatkan bahwa "kotak Pandora" akan dibuka jika Apple kooperatif dengan FBI.

FBI sendiri telah memerintahkan raksasa teknologi tersebut untuk membantu mereka dengan membuka kunci iPhone yang digunakan oleh pria bersenjata, San Bernardino Syed Farook.

Pangeran Al Hussein mengatakan lembaga penegak hukum "layak mendapat dukungan penuh semua orang" dalam penyelidikan. Namun, enkripsi sangat penting dalam kepentingan kebebasan, tambahnya.

"Ada banyak cara untuk menyelidiki pembunuh tersebut. Apakah tidak ada cara lain selain memaksa Apple untuk membuat perangkat lunak yang digunakan untuk meruntuhkan fitur keamanan ponsel mereka sendiri," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Hal ini (justru) berpotensi besar memberikan 'hadiah' pada rezim otoriter serta hacker kriminal," katanya menambahkan.

"Enkripsi dan anonimitas diperlukan sebagai enabler dari kebebasan berekspresi dan berpendapat, dan hak untuk memiliki privasi. Tanpa alat enkripsi, hidup mungkin terancam," ujarnya.

Sebelumnya, Syed Rizwan Farook dan istrinya Tashfeen Malik telah menewaskan 14 orang dan menyebabkan 22 lainnya cedera ketika mereka melepaskan tembakan di tempat kerjanya di California pada Desember 2015.

FBI telah meminta Apple untuk menonaktifkan fitur yang berisi data pada iPhone akan dihapus ketika 10 kali salah memasukkan empat digit password.

Apple mengatakan menyetujui permintaan dan akan menetapkan "preseden berbahaya".

Dukungan Teknologi

Sejumlah perusahaan besar teknologi lainnya juga telah menyatakan dukunganan mereka atas penolakan Apple demi menghindari keamanan sendiri.

Dua kelompok raksasa teknologi sekarang ini telah mengajukan laporan singkat amicus, yang memungkinkan pihaknya tidak terlibat langsung dalam kasus di pengadilan, tetapi tetap merasa mereka terpengaruh oleh tersebut dengan memberikan pandangan kepada mereka.

Perusahaan-perusahaan teknologi besar itu termasuk Twitter, Airbnb, eBay, LinkedIn, Reddit, Amazon, Microsoft, Snapchat, dan Yahoo.

Namun, seorang pengacara yang mewakili kelompok korban yang masih hidup, Farook, mengatakan ia akan mengajukan dokumen hukum yang sama atas nama mereka dalam mendukung FBI.

"Mereka menjadi sasaran teroris dan mereka perlu tahu mengapa, bagaimana ini bisa terjadi," kata Stephen Larson, seorang mantan hakim.

Dia menolak mengatakan berapa banyak korban ia wakili, tetapi menambahkan bahwa ia tidak meminta bayaran kepada mereka.

Post a Comment

Powered by Blogger.