{facebook#https://www.facebook.com/tjari.tjari.102} {twitter#https://twitter.com/tjaritjariID} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}


Bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dalam gerbong partai pendukung pemerintahan memunculkan konsekuensi terhadap parpol pendukung lainnya, yakni berkurangnya jatah parpol yang sejak awal mendukung Jokowi-JK.

Salah satu partai yang diisukan akan mengalami pengurangan jatah adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang kini menempatkan tiga kadernya di Kabinet Kerja, yakni Menakertrans Hanif Dhakiri, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Jafar, serta Menpora Imam Nahrawi.

Kabar yang berembus, PKB nampaknya harus merelakan salah satu kursi di kabinet guna mengakomodasi masuknya kader partai lain.

Politikus senior yang juga Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengakui, dalam rencana reshuffle jilid 2, memang akan ada nama-nama baru yang masuk, serta ada menteri yang direposisi atau digeser ke pos kementerian lain.

Dia mengakui, PDIP memang mendorong reshuffle agar Kabinet Kerja lebih kompak dan bisa lebih cepat mengejar target program prioritas Jokowi-JK.

"Tapi soal nama-namanya, kami serahkan sepenuhnya ke presiden," ujarnya kemarin.

Sementara itu, Presiden Jokowi masih enggan menanggapi isu reshuffle yang kian ramai. Ditemui usai menonton final sepak bola Piala Bhayangkara di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Minggu malam lalu (3/4), presiden hanya meminta seluruh menteri agar tetap bekerja keras.

"Semuanya fokus kerja dulu," katanya.

Ditanya terkait dorongan reshuffle yang disuarakan kalangan parpol, Jokowi mengatakan jika pemerintah sudah memiliki sistem evaluasi kinerja sendiri, sehingga tidak perlu didesak-desak.

"Tidak ada yang dikte-dikte, tidak usah ada intervensi," tegas Presiden Jokowi.

Post a Comment

Powered by Blogger.