Ikan Uceng yang kini mulai langka (Foto: archive.kaskus.co.id) |
Peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Ikan Air Tawar Bogor, Jojo Subagja, di Temanggung, Sabtu (09/04/2016) mengatakan, selama ini, berdasarkan informasi yang diperolehnya pemijahan secara buatan ikan yang masuk ke dalam famili nemacheilidae belum ada yang berhasil.
Ia pun melanjutkan, dengan hasil penelitian tersebut, kemungkinan, menjadi yang pertama kali berhasil melakukan pemijahan (melepaskan telur dan sperma untuk pembuahan) secara buatan di Temanggung.
Penelitian ikan uceng, dia menjelaskan, dimulai dari penangkapan di habitat alaminya yang kemudian diadaptasikan secara eksitu atau di luar habitat aslinya, yaitu di akuarium dengan memodifikasi lingkungan seperti alamnya.
Setelah proses sekitar dua bulan, katanya, uceng bisa merespons terhadap pakan buatan dan dalam perkembangan selanjutnya ternyata ada yang matang gonad, sehingga dicoba untuk mereproduksinya secara buatan.
"Induk-induk uceng kami coba suntik hormon untuk mempercepat proses ovulasi atau pengeluaran telur. Setelah disuntik kami bedakan mana yang dibuat secara alamiah, semi alamiah, dan ada yang pembuahan buatan atau artifisial," katanya.
Menurut dia, dari proses tersebut ada induk yang sudah memijah secara alami, yang sebelumnya juga disuntik hormon.
"Dalam waktu sekitar tujuh hingga delapan jam sudah mengeluarkan telur. Kemudian yang belum mijah secara alami kami lakukan artifisial, induk betina dilakukan pengurutan kemudian jantan juga diambil spermanya dan dilakukan pembuahan secara buatan," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa hasil telurnya kemudia ditetaskan di dalam wadah yang sudah disiapkan. Tahap selanjutnya kalau sudah menetas dilihat perkembangan yang ada ternyata daya tetas atau daya pembuahannya sangat bagus dan embrionya sudah berkembang.
Setelah menetas, menurut dia, tahap selanjutnya adalah pemeliharaan larva, kalau dilihat secara umum bahwa larva ikan ini mempunyai sifat agak melayang di dalam air.
"Setelah menetas larva dikasih pakan buatan, mungkin di awalnya bisa plangton dulu, karena ukurannya sangat kecil, kemudian dilakukan pembesaran. Pengembangan ini baru skala penelitian, ke depannya akan dilakukan pengembangan secara massal," ujarnya.
Berdasarkan penghitungan sementara, satu induk betina uceng bisa menghasilkan sekira 700 butir telur.
Penanggung jawab kegiatan domestikasi ikan uceng di luar habitat aslinya dari Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar Bogor, Anang Hari Kristanto, menuturkan pihaknya kerja sama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung sejak 2015 untuk penelitian ikan uceng.
Ia mengatakan, ikan uceng diambil dari alam, yakni di Sungai Progo Temanggung yang kemudian ditaruh dalam akuarium dengan sistem reserkulasi.
"Alhamdulillah, dari September 2015 hingga April 2016 dalam wadah tersebut, uceng bisa beradaptasi dengan pakan buatan dan sudah bisa bisa diketahui mana jantan dan mana betina," katanya sebagaimana dilansir Antara.
Ia menambahkan tujuan dari penelitian ini ke depan, jika ikan uceng ini telah memenuhi populasinya bisa membantu Dinas Peternakan dan Perikanan setempat dalam memproduksi atau meningkatkan pengembangbiakannya.
Post a Comment