{facebook#https://www.facebook.com/tjari.tjari.102} {twitter#https://twitter.com/tjaritjariID} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}


zonalima.com - Spesies manusia kerdil yang dijuluki "Hobbit" menghilang dari rumahnya di Pulau Flores, Indonesia, jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya, menurut para peneliti yang menduga campur tangan spesies manusia modern mungkin memengaruhi kematian orang-orang kerdil ini.

Para peneliti pada Rabu (30/03/2016) mengatakan mereka menghitung kembali usia tulang-tulang spesies Homo floresiensis, yang ditemukan tahun 2003 di Gua Liang Bua, Flores, dan menemukan bahwa spesies manusia itu menghilang sekitar 50.000 tahun lalu, merevisi 12.000 tahun lalu seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Homo floresiensis tingginya sekitar 106 sentimeter, memiliki otak kecil seukuran otak simpanse, menggunakan perkakas batu, dan mungkin memburu gajah-gajah kecil.

Para peneliti mengatakan belum ada bukti langsung bahwa manusia Hobbit bertemu dengan Homo sapiens, namun mencatat bahwa spesies manusia modern sudah ada di pulau-pulau lain di kawasan sekitar waktu itu dan telah mencapai Australia sekitar 50.000 tahun lalu.

Ahli geokronologi (kronologi sejarah Bumi) Bert Roberts dari Universitas Wollongong Australia mengatakan ada kemungkinan Homo sapiens punya peranan dalam kepunahan Hobbit dan masalah itu akan menjadi fokus utama dalam riset selanjutnya.

"Bagi saya, pertanyaannya adalah, 'Apakah Hobbit menjadi punah jika manusia tidak pernah mendarat di Flores?' Dan jawabannya adalah 'tidak'. Kita kemungkinan merupakan faktor penentu dalam kematian mereka, tapi kita masih perlu bukti keras untuk mendukung dugaan ini," kata Roberts.

Sejumlah binatang menghilang di Flores pada saat yang sama, kata ahli paleoantropologi Matt Tocheri dari Universitas Lakehead di Kanada dan Human Origins Program di Smithsonian Institution. Binatang yang kala itu menghilang meliputi gajah-gajah kecil, bangau marabou raksasa, burung nazar, dan Komodo.

Setelah penggalian terbaru dari 2007 sampai 2014 meningkatkan pemahaman mengenai situs gua itu, para ilmuwan mengevaluasi lagi usia sedimen yang berisi sisa-sisa Homo floresiensis dan tulang-tulang mereka.

Sisa-sisa kerangka Hobbit berusia 60.000 sampai 100.000 tahun sementara perkakas batu mereka berusia 50.000 sampai 190.000 tahun, kata arkeolog Thomas Sutikna dari Universitas Wollongong dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Indonesia.

Homo sapiens pertama muncul di Afrika sekitar 200.000 tahun lalu dan kemudian berjalan ke bagian-bagian lain dunia, bertemu dengan spesies manusia lain seperti Neanderthal yang punah tak lama sesudahnya.

Menurut dugaan sebelumnya, Hobbit hidup sekitar 12.000 tahun lalu, mengindikasikan mereka bertahan kemungkinan 40.000 tahun setelah spesies kita mencapai kawasan.

Namun, menurut hasil riset baru yang dipublikasikan di jurnal Nature masalahnya bukan seperti itu, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.

Post a Comment

Powered by Blogger.