{facebook#https://www.facebook.com/tjari.tjari.102} {twitter#https://twitter.com/tjaritjariID} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Menteri Perindustrian Saleh Husin bersama Managing Director Sinarmas G. Sulistiyanto (kedua kanan), Direktur PT OKI Pulp & Paper Suhendra Wiriadinata (kiri) serta Wakil Direktur PT OKI Pulp & Paper Mills Gadang H Hartawan (kanan) ketika tiba di kawasan pabrik PT OKI Pulp & Paper Mills di Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, 1 Maret 2016.
OGAN KOMERING ILIR, SUMSEL - Peta industri pulp dan kertas dunia terus berubah dan ini menguntungkan Indonesia. Industri ini bergeser dari negara-negara di Amerika Utara dan Scandinavia (Eropa Utara) ke Asia termasuk Indonesia, negara-negara Asia Timur dan Amerika Latin.

"Kombinasi pergeseran dan prediksi kenaikan kebutuhan kertas dunia dari 394 juta ton menjadi 490 juta ton pada 2020, memberi peluang bagi kita untuk mengembangkan industri pulp dan kertas," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (1/3/2016).

Kontinuitas pasokan bahan baku untuk industri pulp dan kertas nasional terjaga dari pengembangan Hutan Tanaman Industri. Menurut Menperin, Indonesia unggul dalam pasokan bahan baku karena iklim yang cocok bagi tanaman HTI seperti akasia dan eucalyptus.

Saleh Husin berada di Sumsel untuk  meninjau proses penyelesaian pembangunan pabrik PT OKI Pulp & Paper Mills di Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Perusahaan ini merupakan salah satu unit usaha Asia Pulp & Paper (APP) - Sinar Mas.

 Sejauh ini, industri pulp Indonesia menduduki peringkat 9 dunia dan industri kertas peringkat 6. Khusus di Asia, industri pulp dan kertas nasional menempati peringkat ke-3. "Dengan beroperasi pabrik PT OKI nanti, saya berharap industri pulp kita melompat naik ke ranking 6 dari posisi sembilan dunia," kata Saleh.

Pabrik dan infrastruktur seluas 1.700 ini memiliki kapasitas produksi sebesar 2 juta ton pulp dan 500 ribu ton kertas tissue per tahun. Kedua produk tersebut, mayoritas akan diekspor dengan porsi pulp 80 persen dan kertas 95 persen.

"Investasi kami sebesar Rp 40 triliun dan ekspor produk berpotensi menyumbang devisa USD 1,5 miliar per tahun," kata Direktur OKI Pulp & Paper Suhendra Wiriadinata. Angka itu setara Rp 20 triliun per tahun.

Pihak PT OKI berhitung, keberadaan pabrik ini diperkirakan dapat mendongkrak ekspor Sumatera Selatan sekira 45 persen dan pertumbuhan ekonomi daerah 6,2 persen. Pabrik ini diharapkan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.500 karyawan langsung dan 15 ribu karyawan tidak langsung yang sebagian besar berasal dari Sumsel.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menerima cendera mata berupa miniatur Prasasti Talang Tuwo yang diserahkan oleh Managing Director Sinarmas G. Sulistiyanto disaksikan Direktur PT OKI Pulp & Paper Suhendra Wiriadinata (kanan) serta Wakil Direktur PT OKI Pulp & Paper Mills Gadang H Hartawan (kiri) seusai melakukan diskusi dengan Direksi Sinarmas dan PT OKI Pulp & Paper Mills di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, 1 Maret 2016.

Kebutuhan bahan baku akasia pabrik ini akan dipasok dari lahan hutan tanaman industri (HTI) seluas 472 ribu hektare (ha) yang berada di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin.

"Kami harapkan pabrik beroperasi pada kuartal 3 tahun ini. Kami juga ingin hadirnya PT OKI dapat mendongkrak posisi industri baik pulp maupun kertas tidak hanya Indonesia tapi di mata dunia," ujar Managing Director Sinar Mas G Sulistiyanto.

Guna mendukung investasi besar oleh Grup Sinarmas tersebut, pemerintah memberikan fasilitas berupa kemudahan impor barang modal dan pemberian penghapusan pajak badan dalam waktu tertentu (tax holiday).

Soal fasilitas fiskal ini, setelah melakukan kajian, Menteri Perindustrian meneruskan permohonan tax holiday PT OKI kepada Menteri Keuangan pada November 2013. Akhirnya,  berdasarkan hasil rapat komite verifikasi, perusahaan  ditetapkan mendapatkan fasilitas Tax Holiday selama 8 tahun melalui KMK No. 803/KMK.010/2015.
 Saat ini, Grup Sinarmas sudah memiliki empat pabrik bubur kertas dan kertas, yakni PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk, PT Tjiwi Kimia Tbk, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, dan PT Lontar Papyrus Pulp and Paper. Total kapasitas keempat pabrik tersebut mencapai 10,5 juta ton bubur kertas dan kertas.

ARAH PENGEMBANGAN
Menteri Perindustrian Saleh Husin didampingi Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto (kanan) memberikan paparan mengenai upaya Kementerian Perindustrian dalam pengembangan industri pulp & paper nasional disaksikan Managing Director Sinarmas G. Sulistiyanto dan Direktur PT OKI Pulp & Paper Suhendra Wiriadinata sebelum melakukan peninjauan pabrik PT OKI Pulp & Paper Mills di Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, 1 Maret 2016.
Pengembangan industri pulp dan kertas dilakukan dengan pendekatan klaster industri, dengan  inti industri kertas dan lokus pengembangannya di Pulau Jawa. "Sedangkan industri pulp p diarahkan ke luar Pulau Jawa, khususnya Sumatera, Kalimantan dan Papua," kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto.

Kemenperin juga mendorong  pengembangan industri pulp yang terpadu dengan Hutan Tanaman Industri (HTI), terutama di arahkan ke kawasan timur Indonesia. Selain itu, pengelolaan HTI  dan industri pulp dan kertas harus memenuhi kaidah-kaidah pelestarian lingkungan dan pengembangan industri ini dirangsang dengan pemberian insentif melalui Tax Holiday ataupun Tax Allowance.

Indonesia diyakini memiliki peluang untuk mengembangkan industri ini karena didukung terbukanya peluang pasar baik di dalam negeri maupun di dunia dan adanya keunggulan komparatif. Seperti masih adanya areal lahan yang cukup luas sebagai sumber bahan baku kayu, iklim tropis yang memungkinkan tanaman dapat tumbuh lebih cepat, tersedianya bahan baku alternatif dan telah dikuasainya teknologi proses.

Menteri Saleh mengakui, kondisi perekonomian dunia pada tahun 2016 diperkirakan cenderung stagnan yang  akan mempengaruhi kinerja perdagangan Indonesia. Namun, dalam kondisi tersebut diperkirakan industri pulp dan kertas nasional diprediksi akan tetap tumbuh sebesar 3-4 persen.

"Karena produk pulp dan kertas merupakan salah satu komoditas yang akan terus dikonsumsi seiring dengan tumbuhnya populasi penduduk dunia serta mulai beroperasinya PT. OKI pada pertengahan atau akhir  tahun 2016 nanti," ujarnya.

Sementara, kebutuhan kertas dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar rata-rata 2,1 persen per tahun. Kapasitas terpasang industri pulp dan kertas nasional masing – masing sebesar 7,932 juta ton/tahun pulp dan 12,986 juta ton/tahun kertas dengan jumlah industri sebanyak 81 industri.

Ekspor pulp dan kertas masing – masing sebesar 3,5 juta ton pulp dengan nilai sebesar USD 1,72 miliar dan 4,35 juta ton kertas dengan nilai sebesar USD 3,74 miliar. Kemenperin mencatat, hampir semua jenis produk kertas telah dapat diproduksi dalam negeri. 

Post a Comment

Powered by Blogger.